بسم الله الرحمن الرحيم
17 PERKARA
SEPUTAR SHALAT GERHANA
1. Shalat
Khusuf dan Kusuf adalah istilah menyebut shalat gerhana matahari atau gerhana
bulan.
2. Hukum
shalat gerhana adalah sunnah muakkadah alias sangat
dianjurkan ( Imam Nawawi Syarah Shahih Muslim 6/451)
3. Dianjurkan
pelaksanaan Shalat Khusuf berjamaah di masjid sebagaimana Nabi salallahualaihi
wasallam melaksanakannya, tapi siapa yang melaksanakannya sendirian shalatnya
sah. Aisyah radiallahu anha berkata : ketika terjadi gerhana di zaman
Rasulullah salallahualaihi wasallam, beliau keluar menuju masjid, orang orang
pun bersaf di belakang beliau ( untuk shalat ). ( H. R Bukhari )
4. Waktu
shalat shalat gerhana dimulai sejak awal terjadinya gerhana dan berakhir (
tidak boleh shalat ) jika gerhana usai.
5. Tidak
boleh memulai shalat kecuali kejadian gerhana sudah terlihat oleh orang orang. Sabda Nabi
salallahu alaihi wasallam : “Jika telah terlihat oleh kalian sesuatu (
gerhana ) Shalatlah hingga terang benderang. ( H. R Bukhari 1063 )
6. Jika
gerhana masih tersisa separuh atau sisa terakhir berarti masih ada kesempatan bagi seorang yang belum melaksanakannya untuk shalat khusuf.
7. Tidak
boleh qadha / mengganti shalat bagi seorang yang telah luput dari gerhana ( tertidur atau
telat mengetahui
adanya gerhana). ( Kitab Almugni 3/332)
8. Cara
Memanggil Shalat ; tidak ada azan
dan iqamat dalam shalat gerhana, hanya ucapan الصلاة جامعة Assolaatu Jaamiah, di seru berulang hingga
manusia mendengar bahwa shalat gerhana akan dimulai.
عن عبد الله بن عمرو ، قال : لما كسفت الشمس على عهد رسول الله
صلى الله عليه وسلم نودي بالصلاة جامعة. متفق عليه .
Abdullah bin Amr berkata : Ketika terjadi gerhana
di zaman Rasulullah salallahu alaihi wasallam diseur ( manusia) dengan
Assolaatu Jaamiah ( shalat berjamaah ) ( H. R Bukhari Muslim )
9. TATA CARA SHALAT GERHANA
Dikerjakan sebanyak dua rakaat,
setiap rakaatnya terdapat dua kali bacaan Alfatihah dan dua kali bacaan surat,
dua kali ruku dan dua kali sujud seperti berikut ini :
a. Niat di dalam hati bermaksud shalat gerhana ( tidak
dianjurkan lafadz ushalli )
b. Membaca Doa Iftitah
c. Membaca Ta’awudz
dan basmalah selanjutnya Alfatihah dengan Jahar ( nyaring ) seperti dalam dua rakaat pertama
shalat magrib dan isya.
d. Membaca Surat Alquran, disunnahkan yang panjang seperti Albaqarah.
e. Ruku’ ( membaca
tasbihnya diperbanyak )
f. I’tidal berdiri membaca samiallahu liman
hamidah, tidak langsung bersujud tetapi
g. kembali membaca Alfatihah
h. Membaca Surat Alquran yang lebih pendek dari bacaan pertama
i. Ruku’ (
baca tasbihnya diperbanyak )
j. I’tidal berdiri
membaca samiallahu liman hamidah
k. Sujud ( membaca tasbihnya diperbanyak )
l. Duduk diatara dua sujud
m.
Sujud
kedua
n. Berdiri kembali
untuk rakaat kedua dengan ucapan dan gerakan seperti rakaat pertama dan
disudahi dengan salam Bilamana shalatnya dikerjakan berjamaah di masjid maka
disunnahkan mendengarkan khutbah gerhana, adapun shalat sendirian maka tak ada
khutbahnya. Dalil
shalat gerhana ini adalah hadits di
Shahih Bukhari yang diriwayatkan Aisyah radiallahuanha :
عن عائشة زوج
النبي صلى الله عليه وسلم قالت: خسفت الشمس في حياة رسول الله صلى الله عليه وسلم
فخرج رسول الله صلى الله عليه وسلم إلى المسجد فقام وكبر وصف الناس وراءه فاقترأ
رسول الله صلى الله عليه وسلم قراءة طويلة ثم كبر فركع ركوعا طويلا ثم رفع رأسه
فقال سمع الله لمن حمده ربنا ولك الحمد ثم قام فاقترأ قراءة طويلة هي أدنى من
القراءة الأولى ثم كبر فركع ركوعا طويلا هو أدنى من الركوع الأول ثم قال سمع الله
لمن حمده ربنا ولك الحمد ثم سجد ثم فعل في الركعة الأخرى مثل ذلك حتى استكمل أربع
ركعات وأربع سجدات وانجلت الشمس قبل أن ينصرف ثم قام فخطب الناس فأثنى على الله
بما هو أهله ثم قال إن الشمس والقمر آيتان من آيات الله لا يخسفان لموت أحد ولا
لحياته فإذا رأيتموها فافزعوا للصلاة } رواه مسلم
Dari ‘Aisyah r.a. berkata: “Di zaman
Rasulullah S.A.W. telah terjadi gerhana Matahari, kemudian Rasulullah shalat
bersama orang-orang. Beliau berdiri dan memanjangkan (lama) berdirinya, lalu
beliau ruku’ dan memanjangkan ruku’nya, setelah itu Beliau berdiri (lagi) dan
memanjangkan berdirinya hanya tidak sepanjang berdiri yang pertama, kemudian
Beliau ruku’ kurang (tidak selama) ruku’ yang pertama, kemudian Beliau sujud
dan memanjangkan sujudnya. Kemudian Beliau melakukannya pada raka’at yang kedua
sebagaimana melakukan pada raka’at yang pertama. Setelah itu Beliau berpaling
sedangkan Matahari sudah terang, lalu beliau menasihati (khuthbah) orang-orang,
Beliau membaca tasbih kepada Allah dan memuji-Nya lantas bersabda:
‘Sesungguhnya Matahari dan Bulan itu dua ayat (tanda) di antara tanda-tanda
kekuasaan Allah. Keduanya tidak terjadi gerhana karena mati atau hidupnya
seseorang. Apabila kamu melihat yang serupa itu (gerhana) berdo’alah kamu
kepada Allah dan bertakbirlah dan bershadaqahlah kamu.” (H.R. Bukhariy 1:181, 2:24 )
10 Shalat khusuf
dijaharkan adalah sesuai dengan hadits yang diriwayatkan ‘Aisyah radiallahuanha
)جهر النبي صلى الله عليه وسلم في صلاة
الخسوف بقراءته(
Nabi
salallahualaihi wasallam menjaharkan bacaannya dalam shalat khusuf
قال ابن عباس رضي الله عنهما: نحوًا من سورة
البقرة.
Berkata Ibnu Abbas panjang bacaannya hamper menyamai Albaqarah(
H.R Bukhari 1052 Muslim 907)
11 Sebagian Ulama memandang boleh jika ada yang
shalat gerhana tapi tidak mengeraskan bacaannya.
12 Berapa panjang bacaannya Nabi salallahualaihi
wasallam dalam shalat khusuf ? Menurut sahabat Ibnu Abbas
قال ابن عباس رضي الله
عنهما: نحوًا من سورة البقرة.
Berkata Ibnu Abbas panjang bacaannya hamper menyamai Albaqarah(
H.R Bukhari 1052 Muslim 907)
13
Masbuk / terlambat /ketinggalan shalat khusuf sesudah ruku’ pertama terhitung sebagai orang yang ketinggalan
satu rakaat, konsekwensinya ia wajib mengganti satu rakaat khusuf lagi sesudah salam. Sebab menurut Ulama yang
termasuk rukun shalat adalah ruku’ pertama. ( Fatwa Lajna Daaimah KSA 8/324 Almugni
Ibnu Qudamah 3 / 332 )
14
Bilamana bertemu dua shalat yakni shalat
khusuf dengan, shalat jenazah atau
shalat jumat, maka dahulukan shalat yang
waktunya sempit dan akan berakhir, shalat yang waktunya luas
silahkan ditunda. ( Almugni 3/ 331 )
15
Shalat khusuf tetap dianjurkan walaupun sedang
dalam bepergian / musafir. Atau gerhananya terjadi pada waktu yang dilarang
shalat sunnah di dalamnya seperti bada Shubuh dan bada Ashar sebab shalat
khusuf adalah shalat yang memiliki sebab khusus. ( lihat Fatwa Bin Baz 41/13 )
16
Shalat khusuf adalah shalat yang dianjurkan untuk Laki perempuan dalil
shalatnya wanita dalam shalat gerhana ini adalah perbuatan A’isyah dan Asma
keduanya putri Abu Bakar radiallahu anhum yang shalat di belakang Nabi
salallahu alaihi wasallam ( Fathul Bari 1/183)
17
HIKMAH GERHANA menurut Ibnu
Mulaqqin rahimahullah adalah:
a) Menunjukkan besarnya Kekuasaan Allah azza wajallah yang mencipta manfaat
bulan matahari bagi manusia
b) Kehinaan bagi orang yang penyembah bulan
matahari. – penulis : bertawassul dan bertabarruk padanya,
c) membangunkan hati orang orang yang selama ini
lalai kepada perintah Allah
d) supaya kita bisa merenungi beginilah
contoh kecil gerhana kiamat seperti
dalam Alquran Surat Al Qiyamah ayat 8-9
e) peringatan
azab dan bencana bagi orang berdosa. ( Umdatul Qori Al Uyaini 6/5
H. Yusuf Lauma, Lc Narasumber Lentera
Qalbu RadarTv setiap Jumat 13.00/19.30wita , Siraman Rohani PATRA 99,1 Fm setiap
hari 17.30wita Cahaya Hati antv Sulteng, Sirah Nabawiyah Malam Jumat bada
Magrib di Masjid Alamanah Jl Kihajar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar